12 Februari 2009

Gunung Merapi Paling Bertahan Aktif

GUNUNG Merapi terbentuk pertama kali sekitar 60.000-80.000 tahun yang lalu. Namun sejarah aktivitasnya baru mulai diamati dan ditulis sebagai dokumen sejak tahun 1791. Aktivitas Merapi dicirikan oleh magma yang keluar perlahan dari dalam tubuh hung api dan menumpuk di puncak hingga berbentuk kubah lava dengan volume lebih dari 0,9 juta m3.

Di kubah lava dan sekitarnya, gas vulkanik dan uap air dimanifestasikan sebagai lapangan solfatar/fumarol. Puncak Garuda merupakan produk lava yang menyerupai burung garuda, yang merupakan titik tertinggi Gunung Merapi dan merupakan lokasi untuk melihat kubah lava aktif.

Website www.vsi. esdm. go.id menulis, apabila dirunut dari utara ke selatan, gunung api di Jawa Tengah akan dijumpai jajaran Gunung Ungaran, Telomoyo, Merbabu, dan terakhir Gunung Merapi. Dari keempat gunung tersebut, hanya Gunung Merapi yang masih bertahan sebagai gunungapi sampai saat ini.

Untuk pertama kalinya menurut cacatan sejarah, letusan Gunung Merapi tahun 1006 dilukiskan sangat dahsyat. Saking dahsyatnya, sampai-sampai Kerajaan Mataram pindah dari Jawa Tengah ke Jawa Timur, meskipun hal tersebut masih diperselisihkan kebenarannya.

Awan panas atau aliran piroklastik (istilah Jawa : wedus gembel), tidak dapat dipisahkan dari setiap letusan Gunung Merapi yang kemudian dikenal dengan Tipe Merapi. Secara terminologi, Tipe Merapi atau awan panas tersebut dibedakan dalam dua macam, yakni awan panas letusan dan awan panas guguran.

Awan panas letusan, sebagai akibat langsung dari penghancuran batuan penutup/kubah karena letusan. Sedangkan awan panas guguran (dome collapse pyroclastics flows), sebagai akibat hancurnya kubah karena gravitasi. Hal ini berkaitan dengan besarnya volume kubah aktif.

**

BERDASARKAN karakterisasi dari endapan vulkanik tersebut, Newhall, dkk. (2000) membagi endapan letusan Merapi menjadi tiga jenis, yaitu Endapan Proto Merapi, Endapan Merapi Tua, dan Endapan Merapi Muda.

Endapan Proto Merapi diperkirakan berumur Pleistosen yang ditemukan di Bukit Turgo dan Plawangan (sisi selatan Merapi). Sedangkan endapan Merapi Tua -- teridiri dari lava yang dikenal dengan Lava Batulawang (Bahar, 1984) -- berselingan dengan endapan piroklastik, dapat dijumpai di Srumbung, Kec. Cepogo, Kab. Boyolali.

Proses pembentukan Merapi Tua berakhir dengan pelengseran endapan debris vulkanik dalam tahun 0 Masehi. Merapi Muda berlangsung sejak 1883 sampai sekarang. Berthommier(1990) bahkan membagi pembentukan Merapi dalam lima tahap, yakni Pra Merapi (>400.000 tahun yang lalu), Merapi Tua berumur 400.000 - 6.700 tahun yang lalu, Merapi Menengah antara 6.700 - 2.200 tahun yang lalu, Merapi Muda 2.200 - 600 tahun yang lalu dan Merapi Sekarang sejak 600 tahun lalu.

Tetapi, A.D. Wirakusumah, dkk. yang melakukan pemetaan geologi Gunung Merapi tahun 1989, menyebutkan hanya dua waktu, yaitu batuan Gunung Merapi Muda dan Merapi Tua. Batuan Gunung Merapi Muda terdiri dari aliran lava andesit piroksen, sementara batuan Merapi Tua terdiri dari endapan aliran piroklastika tua Merapi, endapan lahar tua Merapi, dan Aliran lava andesit piroksen.

Jika merekonstruksi kejadian letusan dan kelurusan pusat-pusat letusan selama kurun waktu 1786 - 2001, maka urutan pola pergeseran pusat letusan di kawasan puncak Merapi dapat dikelompokkan dalam tiga periode letusan berdasarkan pola pergeseran pusat letusan, masing-masing periode 1786-1823, periode 1832 - 1872, dan periode 1883 - 2001.

Tidak ada komentar: